Masih di Senja yang Sama
Angin berhembus perlahan setelah beberapa saat lalu badai menghantam dengan kerasnya.
Pesan apa yang ingin disampaikan langit pada bulir-bulir padi dengan menggeletakkannya tercecer berhamburan?
Sudah sebebal itukah kita? Sudah sekosong itukah perasaan kita? Hingga keperkasaan yang dulu, memahami dan berteman dalam bahasa alam telah pupus dan berantakan?
Cakrawala kembali memperlihatkan hangat senyumnya dipenghujung horizon bumi.
Benar, kita adalah sahabat karib.
Akulah yang menghempasmu jatuh bergelimpangan, Aku pula yang akan menyejukkanmu kembali dengan embunku.
Sahabat yang bebal harus dihantam keras
Sahabat yang bodoh harus diremuk redam
Agar dia yang bebal dan bodoh itu tahu bagaimana menjaga tali ini tetap kokoh pada tempatnya, yang tidak putus ketika saling beradu, yang tidak terlepas saat saling merenggang.
Apa yang bisa kau temukan dari hangat terik senja?
Apa yang bisa kau bahasakan dari indahnya lukisan semesta ini?
Lalu apa yang membuatmu begitu lama menatapnya tanpa kata?
Sudah sadarkah kau betapa biadabnya adabmu?
Jika bebalmu tetap Dia rangkul tanpa bertanya mengapa, lalu apakah sesulit itu menurunkan egomu untuk menahan lapar hausmu yang tak akan pernah terpuaskan itu?
Menunduklah sejenak
Menepilah sesaat
Hirup napas yang dalam
Biarkan alirannya menyapu bersih hingga ke akarnya
Dia masih Senja yang sama
Tangannya masih terbuka untuk menerima dan memelukmu
Jangan pernah malu untuk meminta maaf padanya
Jangan pernah malu mengaku salah padanya
Sahabat akan menghajarmu namun Dia pulalah yang akan merangkulmu
Tutup bungkus egomu, kembalilah berbenah untuk hari esok yang baik
Sekian untuk hari ini, sampai jumpa di senja berikutnya.
Jangan terlalu lama menatap senja,
tidak ada apa-apa disana.
Senja itu hanyalah sebuah cerita cinta yang tak bisa kamu perjuangkan hingga akhir. (Makna bagi yang berjuang tapi gagal😂ðŸ¤)
Jo
Comments
Post a Comment